Hukum Newton II
Seperti telah dikemukakan sebelumnya, setiap benda cenderung
mempertahankan keadaannya selama tidak ada resultan gaya yang bekerja
benda tersebut. Apa yang terjadi jika resultan gaya yang bekerja pada
benda tersebut tidak sama dengan nol? Hasil eksperimen Newton
menunjukkan bahwa gaya yang diberikan pada benda akan menyebabkan benda
tersebut mengalami perubahan kecepatan. Ketika gaya tersebut searah
dengan gerak benda, kecepatannya bertambah dan ketika gaya tersebut
berlawanan dengan gerak benda, kecepatannya berkurang. Dengan kata lain,
jika resultan gaya yang bekerja pada benda tidak sama dengan nol, benda
akan bergerak dengan suatu percepatan.
Hasil eksperimen Newton juga menunjukkan bahwa percepatan benda
sebanding dengan resultan gaya yang diberikan. Akan tetapi, hubungan
antara resultan gaya dan percepatan pada benda satu yang dihasilkan
berbeda dengan benda lainnya. Kenyataan ini mengantarkan Newton pada
konsep massa benda.
Massa adalah ukuran kelembaman suatu benda. Semakin besar massa benda,
semakin sulit untuk mengubah keadaan geraknya. Dengan kata lain, semakin
besar massa benda, semakin besar gaya yang harus diberikan untuk
menggerakkannya dari keadaan diam atau menghentikannya dari keadaan
bergerak. Sebagai contoh, sebuah mobil lebih lembam dan memerlukan gaya
yang besar untuk mengubah geraknya dibandingkan dengan sebuah sepeda
motor. Dengan demikian, mobil memiliki massa lebih besar daripada sepeda
motor. Hubungan antara resultan gaya, massa, dan percepatan secara
matematis dapat dituliskan sebagai berikut.
(1-1)
dengan :
F = gaya (newton atau, disingkat, N),
m = massa benda (kg), dan
a = percepatan benda(m/s2).
Semakin besar resultan gaya yang diberikan pada benda, semakin besar
percepatan yang dihasilkannya. Jadi, percepatan benda sebanding dengan
resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut. Arah percepatan sama
dengan arah resultan gayanya.
Gambar 3. Interaksi antara palu dan pasak yang menyebabkan timbulnya gaya aksi-reaksi. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar